POHON KURMA


Pernahkah anda merasa tertekan dengan masalah yang sedang anda alami atau tertekan dengan kondisi hidup yang anda jalani? Apa yang anda alami sebetulnya bisa menjadikan kebaikan bagi anda atau bisa juga jadi keburukan bagi anda tergantung pada bagaimana cara anda memandang masalah tersebut. Ujian hidup adalah sunnatulloh, semua orang yang hidup pasti akan mengalaminya.

Bagi anda yang sedang berpuasa ramadhan mungkin sudah tidak asing lagi dengan buah kurma. Buah kurma ini tentu saja dihasilkan dari pohon kurma. Tahukah anda ada filosofi yang sangat menarik dan bisa kita ambil hikmah dari sebuah pohon kurma.

Berikut ini adalah catatan nasihat dari (alm) Ustadz Rahmat Abdullah semoga Allah merahmatinya,

Sebuah pepatah kuno mengatakan bahwa “orang benar akan bertunas seperti pohon kurma”.

Pohon kurma lazim dijumpai di kawasan Timur Tengah. Dengan kondisi tanah yang kering, gersang, tandus dan kerap dihantam badai gurun yang dahsyat, hanya pohon kurma yang bisa bertahan hidup. Maka, tidak berlebihan kalau pohon kurma dianggap sebagai pohon tahan banting.

Kekuatan pohon kurma ada pada akar-akarnya. Petani di Timur Tengah menanam biji kurma ke dalam lubang pasir lalu ditutup dengan batu. Mengapa biji itu harus ditutup batu? Ternyata, batu itu akan memaksa pohon kurma berjuang untuk tumbuh ke atas. Justru karena pertumbuhan batang mengalami hambatan, hal tersebut membuat pertumbuhan akar ke dalam tanah menjadi maksimal. Setelah akarnya menjadi kuat, barulah biji pohon kurma itu bertumbuh ke atas, bahkan bisa menggulingkan batu yang menekan di atasnya.

"Ditekan dari atas, supaya bisa mengakar kuat ke bawah."

Bukankah itu prinsip kehidupan yang luar biasa?

Sekarang kita tahu mengapa Allah kerap mengizinkan tekanan hidup datang. Bukan untuk melemahkan dan menghancurkan kita, sebaliknya Allah mengizinkan tekanan hidup itu untuk membuat kita berakar semakin kuat. Tidak sekadar bertahan, tapi ada waktunya benih yang sudah mengakar kuat itu akan menjebol “batu masalah” yang selama ini menekan. Kita pun keluar menjadi pemenang kehidupan.

Allah mendesain kita seperti pohon kurma. Sebab itu jadilah tangguh, kuat dan tegar menghadapi beratnya kehidupan.

Milikilah cara pandang positif bahwa tekanan hidup tidak akan pernah bisa melemahkan, justru tekanan hidup akan memunculkan kita menjadi para pemenang kehidupan.

Berikut adalah sebuah renungan yang bisa kita ambil pelajaran :
            
Pasangan muda yang baru menikah menempati rumah di sebuah komplek perumahan.

Suatu pagi, sewaktu sarapan, si istri melalui jendela kaca. Ia melihat tetangganya sedang menjemur kain.

"Cuciannya kelihatan kurang bersih ya", kata sang istri.
“Sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar.
Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus.”

Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.

Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur pakaian, selalu saja sang istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci pakaiannya.

Seminggu berlalu, sang istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat cemerlang dan bersih, dan dia berseru kepada suaminya:

"Lihat, sepertinya dia telah belajar bagaimana mencuci dengan benar. Siapa ya kira-kira yang sudah mengajarinya? "

Sang suami berkata, “Saya bangun pagi-pagi sekali hari ini dan membersihkan jendela kaca kita.”

Dan begitulah kehidupan.
Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran (jendela) lewat mana kita memandangnya..

Jika HATI kita bersih, maka bersih pula PIKIRAN kita.

Jika PIKIRAN kita bersih, maka bersih pula PERKATAAN kita.

Jika PERKATAAN kita bersih (baik), maka bersih (baik) pula PERBUATAN kita.

Hati, pikiran, perkataan dan perbuatan kita mencerminkan hidup kita.

Dari catatan nasihat diatas bisa kita ambil kesimpulan bahwa setiap ujian / masalah yang akan dan sedang kita hadapi mari kita sikapi dengan HATI YANG BERSIH termasuk dalam menanggapi pola tingkah laku orang lain. Dengan hati yang bersih akan melahirkan prasangka yang baik dan positif, prasangka positif akan mengundang energi positif juga bagi kita, dan dengan prasangka yang baik terhadap semua ujian, maka kita bisa menjadi seperti POHON KURMA. Teringat sebuah hadits qudsi, Alloh mengatakan : “Ana ‘Indzadhonni abdibi”  ( aku sesuai dengan prasangka hambaku )

Semoga bermanfaat... :)

Wallohu ‘Alam bisshowab...


sumber gambar : id.wikipedia.org


0 Komentar

Silahkan berkomentar dengan benar, hanya komentar yang relevan yang akan diterbitkan, maaf komentar spam akan dihapus secara otomatis