Ketahuilah wahai hamba Allah, ada lima perkara yang akan dihisab / diperhitungkan ketika hari kiamat nanti, yaitu:
1. Umur
2. Ilmu
3. Harta ( dari mana ? )
4. Harta ( untuk apa ? )
5. Jasad / anggota badan
dari kelima perkara ini ternyata HISAB HARTA / pertanyaan kepemilikan harta merupakan perkara yang berbeda sendiri dengan perkara lain karena ditanyakan sebanyak 2 kali ( dari mana harta itu didapat dan untuk apa harta itu digunakan )
Dari Abu Barzah Al Aslamiy (namanya Nadhlah bin ‘Ubaid) ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda
tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya apa yang telah ia perbuat dan tentang hartanya darimana ia mendapatkannya dan untuk apa saja ia membelanjakannya dan tentang anggota badannya untuk apa saja ia gunakan. (HR. Tirmidzi)
sangat miris sekali melihat kondisi zaman sekarang yang kata orang disebut zaman hedonis dimana tidak sedikit orang yang mencari kebahagiaan salah satunya mengumpulkan harta yang banyak tanpa peduli bagaimana cara mendapatkan harta tersebut ( read : menghalalkan segala cara ), tak heran jika ada anggapan seperti ini :
" biarlah harta itu didapat dengan cara apapun ( maling, korupsi, dan lain sebagainya ) asal kita tetap ingat zakatnya, harta itu digunakan untuk kebaikan, dan sebagainya "
atau ada anggapan :
" harta yang kita dapatkan dengan kerja keras dan cara yang halal, maka terserah saya mau digunakan untuk apa harta itu."
anggapan diatas memang realitas yang terjadi disebagian masyarakat sekarang, dan hal itu adalah suatu kekeliruan yang menyesatkan. Jika semua orang tahu dan mengimani beratnya hisab harta di hari kiamat nanti, hal tersebut mungkin tidak akan terjadi, dan orang yang dianugerahi hidayah Allah tentu akan sangat berhati-hati akan kepemilikan dan pengalokasian harta tersebut.
ada kisah menarik yang saya dapatkan dari media sosial mengenai hisab harta yang cukup menarik untuk kita ambil pelajaran :
Alkisah seorang Konglomerat telah menulis satu surat wasiat : "Barang siapa yang dapat menjagaku di dalam kubur setelah Aku mati nanti akan kuwarisi separuh dari harta peninggalanku". Lalu ditanyakanlah hal itu pada anak-anaknya apakah mereka sanggup menjaganya di dalam kubur nanti. Namun anak-anaknya menjawab, "Mana mungkin kami sanggup menjagamu wahai ayah karena pada masa itu ayahpun sudah menjadi mayat". Selang keesokan harinya dipanggillah semua adik-adiknya dan beliau berkata, “Wahai adik-adikku sekalian sanggupkah kamu menjaga aku setelah aku mati nanti selama 40 hari bersamaku di dalam kubur? nanti aku akan memberi setengah daripada hartaku kepada di antara kamu yang sanggup bersamaku. Dan adik-adiknya pun menjawab, “Wahai abangku, adakah engkau sudah gila mana mungkin ada manusia yg sanggup bersama mayat selama itu di dalam tanah.” Lalu dengan sedih Konglomerat tersebut memanggil ajudannya untuk mengumumkan penawaran istimewanya itu ke seantero negeri.
Akhirnya sampai jugalah pada hari di mana konglomerat tersebut kembali ke Rahmatullah. Kuburnya telah dihias dg megah laksana sebuah peristirahatan termewah yg pernah ada dg semua perlengkapannya. Pada waktu yang hampir bersamaan seorang Tukang kayu yang sangat miskin telah mendengar akan wasiat tersebut lalu diberitahu kepada isterinya apakah dia perlu mengambil kesempatan ini untuk menjadi kaya. Isterinya berkata, “Wahai suamiku, apalah artinya menjaga mayat tersebut selama 40 hari dibandingkan kerjamu ketika menebang kayu di dalam hutan dan bertemu dg harimau dan hantu penunggu hutan. Tukang kayu tersebut dengan tergesa-gesa segera datang ke rumah konglomerat tersebut untuk memberitahukan kepada ahli waris konglomerat tersebut akan kesanggupannya. Keesokan harinya dikebumikanlah jenazah Sang Konglomerat, Si Tukang kayu itu pun ikut turun ke dalam liang lahat bersama kapaknya.
Setelah tujuh langkah para pengantar jenazah meninggalkan area pemakaman tsb, maka datanglah Malaikat Mungkar dan Nakir ke dalam kubur tersebut. Si Tukang kayu menyadari siapa yang datang maka Ia segera agak menjauhkan diri dari mayat konglomerat tersebut. Terbetik di fikirannya bahwa sudah tiba saatnya Sang konglomerat tersebut akan diinterogasi oleh Mungkar dan Nakir. Tetapi yg terjadi malah sebaliknya, Mungkar dan Nakir malah menuju ke arahnya dan bertanya "Apa yang kau buat di sini" ?. Aku menemani mayat ini selama 40 hari untuk mendapatkan setengah harta wasiatnya" jawab si Tukang kayu. "Apa harta yang ada pada kau sekarang"? lanjut Mungkar-Nakir. "Aku cuma memiliki sebatang kapak ini saja untuk mencari rezeki" timpal si tukang kayu. Kemudian Mugkar-Nakir beritanya lagi "Dari mana kau dapat kapak ini" ?. "Aku membelinya" balas si tukang kayu. Lalu pergilah Mungkar dan Nakir di hari pertama dari dalam kubur tersebut. Hari kedua Mereka datang lagi dan bertanya "apa yang kau buat dengan kapak ini"?. "Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar untuk dijual" sergah tukang kayu. Di hari ketiga di tanya lagi "Pohon siapa yang kau tebang dengan kapak ini?. "pohon itu adanya di hutan belantara jadi ngak ada yg punya" timpalnya. "Apa Kau yakin" lanjut malaikat.Kemudian Mereka menghilang dan datang lagi di hari ke empat. Kemudian Mereka bertanya lagi "Adakah kau potong pohon tersebut dengan kapak ini dg ukurannya dan beratnya yg sama untuk dijual?. "Aku potong dikira-kira saja, mana mungkin ukurannya bisa sama rata" tegas tukang kayu. Begitu terus yg dilakukan malaikat Mungkar Nakir datang dan pergi sampai tak terasa sekarang 39 hari sudah dan yg ditanyakan masih berkisar dg kapak tersebut.
Di hari terakhir yang ke 40, datanglah Mungkar dan Nakir sekali lagi bertemu dengan Tukang kayu tersebut. Berkata Mungkar dan Nakir "hari ini aku akan kembali bertanya soal kapak ini". Belum sempat Mungkar dan Nakir bertanya, si Tukang kayu tersebut malahan dg segera melarikan diri ke atas dan membuka pintu kubur tersebut. Ternyata di luar sdh banyak orang yg menantikan kehadirannya untuk keluar dari kubur tersebut. Namun si Tukang kayu tersebut dengan tergesa-gesa keluar dan meninggalkan mereka semua dan sambil berkata ambillah semua bagian harta wasiat tersebut oleh kalian karena aku sudah tidak menginginkannya lagi.
Sesampai di rumahnya lalu si isteri berkata wahai suami ku, di manakah setengah harta peninggalan konglomerat tersebut. Maka si Tukang kayu menjawab "Aku tidak menginginkannya lagi, di dunia ini harta yg kumiliki padahal cuma semata kapak ini, tapi malaikat Mungkar dan Nakir sampai 40 hari yg mereka tanyakan dan persoalkan masihlah saja di seputar kapak ini. Bagaimana jadinya kalau hartaku begitu banyak...entah berapa lamanya dan bagaimana Aku menjawabnya"
__________
Kisah diatas adalah kisah yang mengilustrasikan pada kita betapa beratnya hisab harta. Dan kalau kita merujuk ke hadits tentang perkara-perkara yang akan dihisab dihari kiamat, memang hisab harta bisa disebut perkara yang paling berat karena pertanyaan mengenai harta ada 2 kali, dari mana dan untuk apa.
Setelah membaca artikel ini diharapkan anda ( read : pembaca ) tidak menjadi punya pandangan " takut kaya ", bukankah Islam menganjurkan untuk kaya? lihatlah ibadah haji, butuh harta khan? sedekah, menunaikan zakat, butuh harta juga khan? bahkan sahabat nabi Abdurrahman bin Auf yang terkenal sahabat nabi terkaya adalah sahabat yang dikasih kabar gembira oleh nabi karena merupakan salah satu dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga.
jadi tidak masalah kita menjadi orang kaya, yang penting kita berhati hati dalam mendapatkan kekayaan tersebut dan berhati-hati pula dalam menggunakan harta tersebut, tunaikan haqnya, karena hisab harta menunggu kita di akhirat kelak.
wallohu 'Alam bisshowab...
1. Umur
2. Ilmu
3. Harta ( dari mana ? )
4. Harta ( untuk apa ? )
5. Jasad / anggota badan
dari kelima perkara ini ternyata HISAB HARTA / pertanyaan kepemilikan harta merupakan perkara yang berbeda sendiri dengan perkara lain karena ditanyakan sebanyak 2 kali ( dari mana harta itu didapat dan untuk apa harta itu digunakan )
Dari Abu Barzah Al Aslamiy (namanya Nadhlah bin ‘Ubaid) ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda
لاَ
تَزُوْلُ قَدَمَا العَبْدِ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ
عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فيمَا عَمِلَ وَعَنْ مَالِهِ
مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيْمَا
أَبْلاَهُ
tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya apa yang telah ia perbuat dan tentang hartanya darimana ia mendapatkannya dan untuk apa saja ia membelanjakannya dan tentang anggota badannya untuk apa saja ia gunakan. (HR. Tirmidzi)
sangat miris sekali melihat kondisi zaman sekarang yang kata orang disebut zaman hedonis dimana tidak sedikit orang yang mencari kebahagiaan salah satunya mengumpulkan harta yang banyak tanpa peduli bagaimana cara mendapatkan harta tersebut ( read : menghalalkan segala cara ), tak heran jika ada anggapan seperti ini :
" biarlah harta itu didapat dengan cara apapun ( maling, korupsi, dan lain sebagainya ) asal kita tetap ingat zakatnya, harta itu digunakan untuk kebaikan, dan sebagainya "
atau ada anggapan :
" harta yang kita dapatkan dengan kerja keras dan cara yang halal, maka terserah saya mau digunakan untuk apa harta itu."
anggapan diatas memang realitas yang terjadi disebagian masyarakat sekarang, dan hal itu adalah suatu kekeliruan yang menyesatkan. Jika semua orang tahu dan mengimani beratnya hisab harta di hari kiamat nanti, hal tersebut mungkin tidak akan terjadi, dan orang yang dianugerahi hidayah Allah tentu akan sangat berhati-hati akan kepemilikan dan pengalokasian harta tersebut.
ada kisah menarik yang saya dapatkan dari media sosial mengenai hisab harta yang cukup menarik untuk kita ambil pelajaran :
Alkisah seorang Konglomerat telah menulis satu surat wasiat : "Barang siapa yang dapat menjagaku di dalam kubur setelah Aku mati nanti akan kuwarisi separuh dari harta peninggalanku". Lalu ditanyakanlah hal itu pada anak-anaknya apakah mereka sanggup menjaganya di dalam kubur nanti. Namun anak-anaknya menjawab, "Mana mungkin kami sanggup menjagamu wahai ayah karena pada masa itu ayahpun sudah menjadi mayat". Selang keesokan harinya dipanggillah semua adik-adiknya dan beliau berkata, “Wahai adik-adikku sekalian sanggupkah kamu menjaga aku setelah aku mati nanti selama 40 hari bersamaku di dalam kubur? nanti aku akan memberi setengah daripada hartaku kepada di antara kamu yang sanggup bersamaku. Dan adik-adiknya pun menjawab, “Wahai abangku, adakah engkau sudah gila mana mungkin ada manusia yg sanggup bersama mayat selama itu di dalam tanah.” Lalu dengan sedih Konglomerat tersebut memanggil ajudannya untuk mengumumkan penawaran istimewanya itu ke seantero negeri.
Akhirnya sampai jugalah pada hari di mana konglomerat tersebut kembali ke Rahmatullah. Kuburnya telah dihias dg megah laksana sebuah peristirahatan termewah yg pernah ada dg semua perlengkapannya. Pada waktu yang hampir bersamaan seorang Tukang kayu yang sangat miskin telah mendengar akan wasiat tersebut lalu diberitahu kepada isterinya apakah dia perlu mengambil kesempatan ini untuk menjadi kaya. Isterinya berkata, “Wahai suamiku, apalah artinya menjaga mayat tersebut selama 40 hari dibandingkan kerjamu ketika menebang kayu di dalam hutan dan bertemu dg harimau dan hantu penunggu hutan. Tukang kayu tersebut dengan tergesa-gesa segera datang ke rumah konglomerat tersebut untuk memberitahukan kepada ahli waris konglomerat tersebut akan kesanggupannya. Keesokan harinya dikebumikanlah jenazah Sang Konglomerat, Si Tukang kayu itu pun ikut turun ke dalam liang lahat bersama kapaknya.
Setelah tujuh langkah para pengantar jenazah meninggalkan area pemakaman tsb, maka datanglah Malaikat Mungkar dan Nakir ke dalam kubur tersebut. Si Tukang kayu menyadari siapa yang datang maka Ia segera agak menjauhkan diri dari mayat konglomerat tersebut. Terbetik di fikirannya bahwa sudah tiba saatnya Sang konglomerat tersebut akan diinterogasi oleh Mungkar dan Nakir. Tetapi yg terjadi malah sebaliknya, Mungkar dan Nakir malah menuju ke arahnya dan bertanya "Apa yang kau buat di sini" ?. Aku menemani mayat ini selama 40 hari untuk mendapatkan setengah harta wasiatnya" jawab si Tukang kayu. "Apa harta yang ada pada kau sekarang"? lanjut Mungkar-Nakir. "Aku cuma memiliki sebatang kapak ini saja untuk mencari rezeki" timpal si tukang kayu. Kemudian Mugkar-Nakir beritanya lagi "Dari mana kau dapat kapak ini" ?. "Aku membelinya" balas si tukang kayu. Lalu pergilah Mungkar dan Nakir di hari pertama dari dalam kubur tersebut. Hari kedua Mereka datang lagi dan bertanya "apa yang kau buat dengan kapak ini"?. "Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar untuk dijual" sergah tukang kayu. Di hari ketiga di tanya lagi "Pohon siapa yang kau tebang dengan kapak ini?. "pohon itu adanya di hutan belantara jadi ngak ada yg punya" timpalnya. "Apa Kau yakin" lanjut malaikat.Kemudian Mereka menghilang dan datang lagi di hari ke empat. Kemudian Mereka bertanya lagi "Adakah kau potong pohon tersebut dengan kapak ini dg ukurannya dan beratnya yg sama untuk dijual?. "Aku potong dikira-kira saja, mana mungkin ukurannya bisa sama rata" tegas tukang kayu. Begitu terus yg dilakukan malaikat Mungkar Nakir datang dan pergi sampai tak terasa sekarang 39 hari sudah dan yg ditanyakan masih berkisar dg kapak tersebut.
Di hari terakhir yang ke 40, datanglah Mungkar dan Nakir sekali lagi bertemu dengan Tukang kayu tersebut. Berkata Mungkar dan Nakir "hari ini aku akan kembali bertanya soal kapak ini". Belum sempat Mungkar dan Nakir bertanya, si Tukang kayu tersebut malahan dg segera melarikan diri ke atas dan membuka pintu kubur tersebut. Ternyata di luar sdh banyak orang yg menantikan kehadirannya untuk keluar dari kubur tersebut. Namun si Tukang kayu tersebut dengan tergesa-gesa keluar dan meninggalkan mereka semua dan sambil berkata ambillah semua bagian harta wasiat tersebut oleh kalian karena aku sudah tidak menginginkannya lagi.
Sesampai di rumahnya lalu si isteri berkata wahai suami ku, di manakah setengah harta peninggalan konglomerat tersebut. Maka si Tukang kayu menjawab "Aku tidak menginginkannya lagi, di dunia ini harta yg kumiliki padahal cuma semata kapak ini, tapi malaikat Mungkar dan Nakir sampai 40 hari yg mereka tanyakan dan persoalkan masihlah saja di seputar kapak ini. Bagaimana jadinya kalau hartaku begitu banyak...entah berapa lamanya dan bagaimana Aku menjawabnya"
__________
Kisah diatas adalah kisah yang mengilustrasikan pada kita betapa beratnya hisab harta. Dan kalau kita merujuk ke hadits tentang perkara-perkara yang akan dihisab dihari kiamat, memang hisab harta bisa disebut perkara yang paling berat karena pertanyaan mengenai harta ada 2 kali, dari mana dan untuk apa.
Setelah membaca artikel ini diharapkan anda ( read : pembaca ) tidak menjadi punya pandangan " takut kaya ", bukankah Islam menganjurkan untuk kaya? lihatlah ibadah haji, butuh harta khan? sedekah, menunaikan zakat, butuh harta juga khan? bahkan sahabat nabi Abdurrahman bin Auf yang terkenal sahabat nabi terkaya adalah sahabat yang dikasih kabar gembira oleh nabi karena merupakan salah satu dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga.
jadi tidak masalah kita menjadi orang kaya, yang penting kita berhati hati dalam mendapatkan kekayaan tersebut dan berhati-hati pula dalam menggunakan harta tersebut, tunaikan haqnya, karena hisab harta menunggu kita di akhirat kelak.
wallohu 'Alam bisshowab...
0 Komentar
Silahkan berkomentar dengan benar, hanya komentar yang relevan yang akan diterbitkan, maaf komentar spam akan dihapus secara otomatis