Alhamdulillah, betapa banyak kenikmatan yang berikan dalam hidup ini, termasuk nikmat mendapatkan ilmu yang sangat berharga dari yang maha mengetahui melalui perantara siapapun dan dengan cara apapun yang Allah kehendaki. Ada banyak cara ketika Allah ingin mengajarkan sesuatu hal kepada diri ini, salah satunya lewat perantara seseorang yang hatinya Dia gerakkan untuk mengingatkan pada diri ini akan suatu hikmah yang luar biasa.
Dalam suatu obrolan biasa yang ternyata jadi luar biasa, tadinya saya hanya mengeluhkan kondisi saya ditempat kerja, merasa kurang diapresiasi dalam hal tidak dilibatkan dalam memberikan solusi mengatasi permasalahan terkini di perusahaan. Merasa punya beban moril ketika perusahaan memberikan appresiasi atas promosi jabatan ditempat kerja tapi sangat ironis sekali ketika atasan tidak memfasilitasi untuk bisa berkontribusi lebih jauh lagi sesuai dengan kapasitas dan tanggung jawab jabatan tersebut.
Pernah dalam suatu momen tertentu saya berusaha memanfaatkan fasilitas media sosial yang ada di divisi tempat kerja untuk bisa memberikan solusi dan mengkritisi atas permasalahan yang ada, tapi hasilnya kurang efektif dan tidak maksimal sesuai yang diharapkan. Tapi setidaknya itu lebih baik daripada sama sekali acuh dengan masalah-masalah tersebut, meskipun tidak sedikit rekan kerja yang lain menanggapi negatif atas apa yang saya lakukan, sok cari muka lah... sok pinter lah... salah forum lah... dan lain sebagainya. Untuk hal ini saya tidak kecewa, saya teringat kisah Luqman Al-Hakim dan keledai. Selama niat kita baik, jangan perduli dengan gunjingan orang, semua yang kita lakukan kalau hanya bertolak ukur pada penilaian manusia maka akan selamanya kecewa, cukuplah Allah yang menilai niat baik kita. Semoga Allah mencatat semua yang saya lakukan sebagai amal sholeh, jadi yang penting luruskan niat kita.
Mengenai kekecewaan saya mengenai apresiasi tersebut, partner ngobrol saya mengatakan bahwa apa yang saya keluhkan sebenarnya tidak harus terjadi,dia menyuruh saya membayangkan sebuah pohon yang kokoh dengan buah yang banyak dan manis, kesimpulan apa yang bisa saya ambil? saya jawab, saya kagum dengan buahnya yang banyak dan manis, dahan - dahan pohon yang kokoh dan menyangga buah tersebut, serta daun daun yang rindang dan hijau yang berperan dalam proses photosintesis untuk cadangan makanan pohon tersebut. partner ngobrol saya mengatakan ada hal yang luput dari pandangan saya yang justru karena perannyalah bisa menghasilkan pohon dengan buah yang banyak dan manis tersebut. Dialah " AKAR ".
Akar merupakan struktur tanaman yang menempati posisi paling penting, strategis dan utama sama sekali sering luput dari pengamatan kita, padahal seluruh bagian pepohonan menggantungkan keberlangsungan hidupnya pada akar.
Sesungguhnya akarlah yang menjadikan sebatang pohon tegak dan hidup, akan tetapi ia tersembunyi didalam tanah, tidak terlihat oleh manusia. Ia rela semua mata manusia kagum dan menyukai bagian yang lainnya, entah batang kayunya yang kuat atau buahnya yang lezat. Akarlah yang bersusah payah merambat ke segala arah tak kenal kering serta tandusnya tanah di musim kemarau, mencari makanan demi tegak dan hidupnya sebuah pohon. Ia tidak pernah mengeluh lantaran merasa capek berpuluh-puluh meter mengais saripati tanah, lantas kesal, komplain dan "mogok kerja" sehingga pohonnya menjadi mati. Biarlah akar terus tersembunyi di dalam tanah asalkan bisa memberikan manfaat yang terbaik bagi yang ada di permukaan tanah Itulah prinsip hidup dari akar.
Ada pesan yang ingin disampaikan dari philosofi sebuah Akar tersebut yaitu tentang "IKHLAS", dan begitulah Allah menyampaikan pesannya lewat ciptaanNya yang bisa menjadi pelajaran bagi orang orang yang berfikir. Dari penjelasan tersebut saya baru tersadar bahwa apa yang saya keluhkan sebenarnya memang tidak harus terjadi. Bekerjalah dengan baik dan berikan kontribusi yang baik pula untuk perusahaan tempat kerja meskipun kontribusi kita sangat vital dan tidak diketahui oleh pemimpin perusahaan, tapi setidaknya kita sudah bisa menebarkan manfaat bagi orang lain. Mulailah kembali meluruskan niat yang baik dalam bekerja dan sertai keikhlasan didalamnya. Orang tidak harus tahu tapi Allah maha mengetahui. Dengan niat yang baik dan Ikhlas, semoga Allah menurunkan keberkahan dalam hidup kita. Keberkahan tidak mesti dengan jabatan yang bagus atau pendapatan yang banyak, tapi bisa berupa kesehatan, keshalehan diri dan keluarga, kemudahan menangkap hikmah dari sebuah peristiwa, ketenangan hati, dan masih banyak yang lain.
Selain Ikhlas, ternyata philosofi akar ini sangat luas dan menakjubkan. Akar juga mengajarkan kita tentang keteguhan yang menghasilkan kebaikan. Dalam FirmanNya, Allah menghendaki manusia mengikuti karakter akar pohon, akarnya menghunjam ke dalam bumi, batangnya menjulang tinggi ke langit dan memberikan buah yang lezat bagi siapa saja.
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. Ibrahim : 24-25)
akar juga mengajarkan pada kita membangun pondasi hidup yang kokoh agar tidak mudah digoyahkan. Dan karakteristik akar yang menarik adalah semakin dia ditekan dari atas maka dia akan semakin mengakar kuat ke bawah, seperti dicontohkan pada akar pohon kurma yang mengajarkan kita tentang prinsif hidup yang luar biasa.
Sungguh mustahil tanpa akar yang menghujam kuat ke bumi akan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi, karena badai dan topan akan mudah melumatkannya sebelum proses pembuahan terjadi.
Semoga kita semua bisa menjadi pribadi IKHLAS seperti akar, pribadi kuat dan tangguh seperti Akar dan punya prinsip hidup seperti akar. dan semoga semua karakteristik akar tersebut bisa mengakar kuat pada diri kita.
Tulisan ini terinspirasi dari obrolan dengan partner ngobrol sekaligus partner hidup dunia akhirat, terima kasih sayang ... :)
Semoga bermanfaat....
( Abu Hanif )
Dalam suatu obrolan biasa yang ternyata jadi luar biasa, tadinya saya hanya mengeluhkan kondisi saya ditempat kerja, merasa kurang diapresiasi dalam hal tidak dilibatkan dalam memberikan solusi mengatasi permasalahan terkini di perusahaan. Merasa punya beban moril ketika perusahaan memberikan appresiasi atas promosi jabatan ditempat kerja tapi sangat ironis sekali ketika atasan tidak memfasilitasi untuk bisa berkontribusi lebih jauh lagi sesuai dengan kapasitas dan tanggung jawab jabatan tersebut.
Pernah dalam suatu momen tertentu saya berusaha memanfaatkan fasilitas media sosial yang ada di divisi tempat kerja untuk bisa memberikan solusi dan mengkritisi atas permasalahan yang ada, tapi hasilnya kurang efektif dan tidak maksimal sesuai yang diharapkan. Tapi setidaknya itu lebih baik daripada sama sekali acuh dengan masalah-masalah tersebut, meskipun tidak sedikit rekan kerja yang lain menanggapi negatif atas apa yang saya lakukan, sok cari muka lah... sok pinter lah... salah forum lah... dan lain sebagainya. Untuk hal ini saya tidak kecewa, saya teringat kisah Luqman Al-Hakim dan keledai. Selama niat kita baik, jangan perduli dengan gunjingan orang, semua yang kita lakukan kalau hanya bertolak ukur pada penilaian manusia maka akan selamanya kecewa, cukuplah Allah yang menilai niat baik kita. Semoga Allah mencatat semua yang saya lakukan sebagai amal sholeh, jadi yang penting luruskan niat kita.
Mengenai kekecewaan saya mengenai apresiasi tersebut, partner ngobrol saya mengatakan bahwa apa yang saya keluhkan sebenarnya tidak harus terjadi,dia menyuruh saya membayangkan sebuah pohon yang kokoh dengan buah yang banyak dan manis, kesimpulan apa yang bisa saya ambil? saya jawab, saya kagum dengan buahnya yang banyak dan manis, dahan - dahan pohon yang kokoh dan menyangga buah tersebut, serta daun daun yang rindang dan hijau yang berperan dalam proses photosintesis untuk cadangan makanan pohon tersebut. partner ngobrol saya mengatakan ada hal yang luput dari pandangan saya yang justru karena perannyalah bisa menghasilkan pohon dengan buah yang banyak dan manis tersebut. Dialah " AKAR ".
Akar merupakan struktur tanaman yang menempati posisi paling penting, strategis dan utama sama sekali sering luput dari pengamatan kita, padahal seluruh bagian pepohonan menggantungkan keberlangsungan hidupnya pada akar.
Akar pohon via jongordon.com |
Ada pesan yang ingin disampaikan dari philosofi sebuah Akar tersebut yaitu tentang "IKHLAS", dan begitulah Allah menyampaikan pesannya lewat ciptaanNya yang bisa menjadi pelajaran bagi orang orang yang berfikir. Dari penjelasan tersebut saya baru tersadar bahwa apa yang saya keluhkan sebenarnya memang tidak harus terjadi. Bekerjalah dengan baik dan berikan kontribusi yang baik pula untuk perusahaan tempat kerja meskipun kontribusi kita sangat vital dan tidak diketahui oleh pemimpin perusahaan, tapi setidaknya kita sudah bisa menebarkan manfaat bagi orang lain. Mulailah kembali meluruskan niat yang baik dalam bekerja dan sertai keikhlasan didalamnya. Orang tidak harus tahu tapi Allah maha mengetahui. Dengan niat yang baik dan Ikhlas, semoga Allah menurunkan keberkahan dalam hidup kita. Keberkahan tidak mesti dengan jabatan yang bagus atau pendapatan yang banyak, tapi bisa berupa kesehatan, keshalehan diri dan keluarga, kemudahan menangkap hikmah dari sebuah peristiwa, ketenangan hati, dan masih banyak yang lain.
Selain Ikhlas, ternyata philosofi akar ini sangat luas dan menakjubkan. Akar juga mengajarkan kita tentang keteguhan yang menghasilkan kebaikan. Dalam FirmanNya, Allah menghendaki manusia mengikuti karakter akar pohon, akarnya menghunjam ke dalam bumi, batangnya menjulang tinggi ke langit dan memberikan buah yang lezat bagi siapa saja.
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. Ibrahim : 24-25)
akar juga mengajarkan pada kita membangun pondasi hidup yang kokoh agar tidak mudah digoyahkan. Dan karakteristik akar yang menarik adalah semakin dia ditekan dari atas maka dia akan semakin mengakar kuat ke bawah, seperti dicontohkan pada akar pohon kurma yang mengajarkan kita tentang prinsif hidup yang luar biasa.
Sungguh mustahil tanpa akar yang menghujam kuat ke bumi akan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi, karena badai dan topan akan mudah melumatkannya sebelum proses pembuahan terjadi.
Semoga kita semua bisa menjadi pribadi IKHLAS seperti akar, pribadi kuat dan tangguh seperti Akar dan punya prinsip hidup seperti akar. dan semoga semua karakteristik akar tersebut bisa mengakar kuat pada diri kita.
Tulisan ini terinspirasi dari obrolan dengan partner ngobrol sekaligus partner hidup dunia akhirat, terima kasih sayang ... :)
Semoga bermanfaat....
( Abu Hanif )
Tag :
artikel hikmah
,
artikel islam
0 Komentar
Silahkan berkomentar dengan benar, hanya komentar yang relevan yang akan diterbitkan, maaf komentar spam akan dihapus secara otomatis